Selasa, 30 April 2013

Pengenalan Bentonite





Bentonite terbagi menjadi dua, yakni Sodium (Na) Natrium bentonite dan Calsium (Ca) Calsium bentonite                                                 
Bentonite : dikenal di Indonesia dengan nama cadas(batuan lempung), yang terdapat di permukaan bumi dan  di bawah tanah (di bawah tanah antara 0.5 M s/d 2.5 M) dan biasanya di daerah perbukitan dan pegunungan.  Mulai terjadinya endapan bentonite karena
1.         Pelapukan :   Pembentukan endapan bentonite hasil pelapukan  kondisi komposisi mineral batuan.,komposisi kimia dari air, dan daya air pada batuan asal. Dan terproses karena iklim,berbagai relief dan tumbuh-tumbuhan yang berada diatas batuan. Dan pembentukannya bentonite hasil dari pelapukan akibat reaksi kimia ion-ion Hidrogen (H+) dalam air tanah dengan senyawa silikat. Ion H+ berasal dari asam karbon akibat pembusukkan zat zat organik dalam tanah
Mineral yang paling utama terbentuknya lempung adalah plagioklas,kalium,biotit,muskovit dan sedikit kandungan senyawa Aluminium dan Ferro-Magnesia . Plagioklas sangat reaktif, berjumlah banyak dan sumber utama dari kation dan silika dalam air tanah.                                                                       
2.       Larutan Hydrotermal :   larutan hydrotermal merupakan larutan yang bersifat asam dengan kandungan klorida,belerang,karbondioksida, dan silika. Komposisi larutan berubah karena ada reaksi dengan batuan gamping menjadi larutan alkali yang bersifat basa, lalu terbawa keluar dan akan tetap bertahan selama unsur alkali dan alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal. Dengan adanya unsur alkali dan alkali tanah akan membentuk Monmorillonit. (Monmorillonit terjadi karena adanya unsur Magnesium)
3.       Endapan Transformasi : Endapan bentonite hasil transformasi/devitrifikasi debu gunung api terjadi dengan sempurna, apabila debu diendapkan di dalam cekungan seperti danau atau laut, mineral gunung api lambat laun akan akan mengalami devitrifikasi.
4.       Mineralogi :   Bentonite adalah istilah lempung Monmorillonit dalam dunia perdagangan                                           



 Bentonite juga di produksi untuk Bleaching earth ( penjernih minyak goreng) CPO=Crude Palm Oil, CNO=Crude Nut Oil, SBO=Soyabean Oil. di proses cara Natural dan Aktif dengan penambahan H2SO4 (asam sulfat) Bentonite untuk bleaching earth bisa kita dapatkan : (Jabar)=Cirebon,Sumedang, Sukabumi,Cianjur,Bogor,Tangerang.( Banten)=Bojong manik,Gn Kencana,Malimping. (Jateng)= Cilacap,Purworejo,Boyolali (DIY)= Kulon Progo, ( Jatim)= Pacitan,trenggalek,Ponorogo,Tulung Agung,Blitar,Malang,Gresik,Tuban                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          Bentonite untuk Bentonite Drilling ( pengeboran minyak )di Indonesia baru ditemukan saja di daerah : Pacitan/Pringkuku,trenggalek,Blitar,Malang/Donomulyo,Bogor (Jasinga,Sajra/Mekarsari,Cirebon/Madukulupa. Tapi bentonite Drilling (Natrium Bentonite) yg kita punya masih kalah bagus dari India (Punadi)

Minggu, 28 April 2013

Pengenalan Bentonite


NATRIUM  BENTONIT
Bentonit adalah sejenis lempung yang mengandung mineral Montmorilonit, Bentonit sebagai mineral lempung yang terdiri dari 85% Montmorilonit yang mempunyai rumus kimia A12 O3 4SiO2 x H2O.
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu :
a.       Terjadi karena pengaruh pelapukan.
b.       Terjadi karena pengaruh hydrothermal.
c.    Terjadi karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin sampai neritic).
d.      Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa (alkali) dan sangat silikan.

Pelapukan sebagai faktor utama yang menyebabkan terbentuknya jenis mineral lempung. Dalam proses ini adalah komposisi mineral batuan, komposisi kimia dari air dan daya alir air tersebut dalam batuan. Secara umum faktor yang berpengaruh adalah iklim, macam batuan, relief dan tumbuh-tumbuhan yang berada di atas batuan tersebut.
Proses hydrothermal mempengaruhi alterasi yang sangat lemah sehingga mineral-mineral yang kaya akan magnesium seperti hornblende dan biotit cenderung membentuk chlorit. Pada alterasi lemah kehadiran unsur-unsur logam alkali dan alkali tanah, kecuali kalium, mineral-mineral mika, ferromagnesia dan feldspar plagioklas umumnya akan membentuk montmorilonit terutama disebabkan adanya magnesium.
Kehadiran kalium baik yang berasal dari feldspar ataupun mika primer yang terbentuk karena alterasi hydrothermal membentuk zona-zona lingkaran dengan susunan serisit, kaolinit, montmorilonit dan chlorit.
Proses tranformasi (ubahan) dari abu vulkanis yang mempunyai komposisi gelas akan menjadi mineral lempung (devitrivikasi) yang lebih sempurna terutama pada daerah danau, lautan dan cekungan sedimentasi. Tranformasi dari gunung berapi yang sempurna akan terjadi apabila debu gunung api diendapkan dalam cekungan seperti danau dan laut. Bentonit yang terjadi akibat proses tranformasi umumnya bercampur dengan sedimen laut lainnya yang berasal dari daratan seperti batu pasir dan lanau.
Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat berbentuk tidak saja dari tufa tetapi dapat berupa endapan sedimen dalam suasana basa (alkali) yang sangat silikan (authigenic neoformation) dan terbentuk pada cekungan sedimen yang bersifat basa dimana unsur pembentukannya antara lain karbonat, silika pipih, phospat laut dan unsur lainnya yang bersenyawa dengan unsur alluminium dan magnesium.
Berdasarkan kenampakan di lapangan terutama pengamatan secara megaskopis terhadap beberapa singkapan bentonit yang muncul pada beberapa daerah diketahui bahwa endapan bentonit yang terbentuk pada daerah Wonosari dan sekitarnya, terjadi karena adanya proses pelapukan secara dominan yang dicirikan dengan adanya perubahan warna pada beberapa daerah yang masih termasuk di dalam proses pembentukannya dimana adanya cekungan dan daerah dataran sedang.
Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alumunium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak.
Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Tipe Wyoming (Na-bentonit – Swelling bentonite)
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+).
b.      Mg, (Ca-bentonit – non swelling bentonite)
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.